Setelah terlepas dari kerangkeng "kerumitan" cara berpikir dan logika yang terlalu bertingkat hingga dasarnya tidak dapat terlihat lagi, mari kita bermain dengan kata "jika". Kenapa kembali bermain dalam kerumitan pemikiran? Karena inilah gaya main sebuah karakter bernama "alexforsale" yang setelah lolos dari mulut macan, berjalan santai dan menendang pantat buaya yang sedang sembelit.
Ada apa dengan "jika"? Tidak terlalu banyak sebenarnya. Hanya saja pernahkah terpikir seperti apa jadinya, bila semua yang ada pada saat ini berbeda?
Berbeda seperti apa? Apakah ini sebuah tulisan nonsense tentang mesin waktu dalam bentuk mobil yang dapat terbang walaupun melawan semua hukum aerodinamis? Well, itu sudah ada filmnya, mari kita skip semua science-fiction nya untuk nanti
"Jika" #1 terlintas dalam pikiran setelah melihat karakteristik semua teman, sahabat, dan handai taulan, baik secara langsung ataupun melalui berbagai jenis media sosial lainnya: Bagaimana jika semua karakteristik yang mereka advertasi dalam segala jenis platform media tersebut menjadi karakter mereka dalam realita? Akankah mereka berubah? Atau tetap sama?
Saya mungkin termasuk salah satu kaum yang beruntung, karena memiliki banyak teman yang tidak termasuk dalam kategori "bawang", mengenai apa arti dari "teman bawang" mungkin nanti akan menjadi satu post khusus, atau mungkin tidak sama sekali, ini alexforsale bung bro! Yang dapat berubah pikiran lebih cepat dari bayangannya sendiri.
Saya bukannya membenci kepalsuan, jujur saja saya pun terkadang membutuhkan barang palsu yang terkadang kualitasnya tidak jauh berbeda dengan yang asli. Menjadi hak setiap individu untuk berkubang dalam kepalsuan. Dan hal ini bukan menjadi kriteria khusus bagi saya dalam mendefinisikan seseorang.
Jika #2 masih berkaitan dengan #1: Jika semua orang yang berinteraksi dengan saya termasuk kategori "bawang" apakah saya termasuk "bawang" juga? Well, jika anda makan pisang bersama para monyet apakah itu pertanda bahwa anda monyet juga? Belum tentu seperti itu, kecuali jika tujuannya anda memakan pisang bersama monyet agar terlihat seperti monyet. Bahkan yang terlihat seperti monyetpun belum tentu dapat divonis monyet. Sekalipun kita mencoba meniru semua aspek dari kehidupan monyet tersebut. Gaya berkomunikasinya, termasuk didalamnya bahasa dan gaya bahasa. Pola tidurnya. Tata cara beribadahnya. Saya beranggapan jika kita berusaha meniru sesuatu, kita tidak dapat mengimitasi sampai 100% dari apa yang ingin kita tiru.
Hmm, jadi #2 itu monyet ya...
Mari pindah haluan untuk yang #3: bagaimana jika manusia tidak dapat berbohong? Wow, sebuah "jika" yang mulia sekali, bukankah begitu? Justru sebaliknya, justru berbalik sangaaaaat gelap sekali. Saya tidak dapat membayangkan sebuah dunia, dimana politisi tidak dapat menghapus air liur dimulutnya saat mereka melihat celah untuk dapat memperkaya diri mereka dan para kroninya. Ataupun dunia dimana para orang "baik" tidak dapat terlihat "baik" lagi, bukankah dunia menjadi lebih gelap? Sekarangpun berita masih hangat dengan topik kebobrokan moral...
Hmm, sebuah tulisan yang terlalu panjang hanya untuk tiga buah "jika"... Bagaimana jika seorang alexforsale tidak pernah ada?
0 comments:
Post a Comment
Makasih buat yang mau komentar...
Tapi biar enak baca dan bales komentarnya tolong sertain...
1. Nama, jadi jangan dikosongin biar lebih mudah manggilnya..
2. Komentar yang baik dan sopan
3. Kalo bisa abis komentar terus di share juga ya ke facebook atau twitter hahaha...
Sekali lagi makasih buat yang udah mau komentar...