Sebuah riset yang sudah di lakukan oleh pihak MF Entertainment (red: Mahasiswa Freak Entertainment) baru-baru ini tentang cara orang tua mengetahui apakah anaknya mempunyai otak atau tidak telah membuahkan hasil.
Terutama untuk anak yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah Pertama, cara ini sangat efektif dan efisien. Caranya cukup mudah, hanya dengan membelikan motor orang tua sudah bisa mengetahui apakah anaknya mempunyai otak atau tidak.
Kok bisa ?
Ya, sekarang ini seperti yang kita semua tau. Banyak sekali anak yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah Pertama mengendarai motor dengan ugal-ugalan bahkan dengan berboncengan sampai 5 orang. IH WAW !!!
Orang tua cukup menunggu di rumah dan menunggu kabar dari masyarakat sekitar apakah anaknya punya otak atau tidak.
Seperti ini contohnya ...
Setelah kejadian seperti foto di atas orang tua dapat mengetahui apakah anaknya mempunyai otak atau tidak karna otak anaknya sudah berceceran.
Apakah sekarang anda para orang tua masih ingin membelikan anak anda yang di bawah umur sebuah motor untuk mengetahui apakah anak anda punya otak atau tidak ?
Pikirkan lagi ...
BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Jika orang tua membelikan motor anaknya yang masih duduk di bangku SD atau SMP, itu hal yang salah. Itu justru orang tua yang tidak sayang anak. Sebab, anak belum cukup umur dan masih belum stabil emosinya dalam berkendara, dan itu menyumbang faktor kecelakaan.
Jika masih SD dan SMP dibelikan motor, itu salah. Salah anggapan ketika sejak kecil sudah dibelikan motor dan boleh mengendarai, nanti ketika dewasa pinter naik motor. Justru usia SD SMP itu membahayakan, karena emosi anak belum stabil
Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan Suroyo Alimoeso mengatakan itu dalam sambutannya saat Penca nangan Pekan Keselamatan Jalan 2011 di Lapangan Merdeka, Balikpapan, Kamis (29/9/2011). Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan Dekade Aksi Keselamatan. Juga digelar konvoi kendaraan bermotor.
Suroyo prihatin dengan kecelakaan lalu lintas yang banyak merenggut nyawa. Di Indonesia, tiap hari, setidaknya 100-200 nyawa melayang di jalanan. Korban maupun pelakunya, banyak anak muda.
"Jika masih SD dan SMP dibelikan motor, itu salah. Salah anggapan ketika sejak kecil sudah dibelikan motor dan boleh mengendarai, nanti ketika dewasa pinter naik motor. Justru usia SD SMP itu membahayakan, karena emosi anak belum stabil," katanya.
Jika masih SD dan SMP dibelikan motor, itu salah. Salah anggapan ketika sejak kecil sudah dibelikan motor dan boleh mengendarai, nanti ketika dewasa pinter naik motor. Justru usia SD SMP itu membahayakan, karena emosi anak belum stabil
Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan Suroyo Alimoeso mengatakan itu dalam sambutannya saat Penca nangan Pekan Keselamatan Jalan 2011 di Lapangan Merdeka, Balikpapan, Kamis (29/9/2011). Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan Dekade Aksi Keselamatan. Juga digelar konvoi kendaraan bermotor.
Suroyo prihatin dengan kecelakaan lalu lintas yang banyak merenggut nyawa. Di Indonesia, tiap hari, setidaknya 100-200 nyawa melayang di jalanan. Korban maupun pelakunya, banyak anak muda.
"Jika masih SD dan SMP dibelikan motor, itu salah. Salah anggapan ketika sejak kecil sudah dibelikan motor dan boleh mengendarai, nanti ketika dewasa pinter naik motor. Justru usia SD SMP itu membahayakan, karena emosi anak belum stabil," katanya.
Betul gan,
ReplyDeleteKalau ane lebih extrim lagi mungkin komentarnya.
"KALAU MAU MEMBUNUH ANAK, BELIIN AJA MOTOR TINGGAL TUNGGU TELEPON DAN SIAPKAN PETI MATI"
Di tanggung tidak ada perkara dengan kepolisian mengenai pembunuhan berencana.
wkakakakaka... lebih sadis lagi si agan... tapi kalo polisinya mau ngurusin bisa kena kesengajaan sama kelalaian loh gan... karna tau kalo anak di bawah umur ga boleh ngedarain motor...
ReplyDeletetapi balik lagi ke untuk kepentingan umun wkakakaka....