Gua nggak minta terlahir sebagai seorang muslim atau Bella pun nggak pernah minta terlahir sebagai orang kristen. Dan kami berdua nggak pernah minta untuk dipertemukan. Gua percaya, nggak ada yang kebetulan di dunia ini. Bahkan hal yang paling kebetulan bukanlah kebetulan, Tuhan selalu punya cerita, Tuhan selalu punya maksud dari setiap pertemuan, termasuk pertemuan gua dan Bella.
Umur kami waktu itu masih terlalu muda untuk mengerti bahwa dunia itu satu. Yang membuat berbeda adalah karna kami berfikir berbeda. Seperti kami berfikir bahwa kami nggak bisa terus bersama karna agama yang kami anut berbeda. Kami masih belum bisa memahami bahwa Tuhan yang mempertemukan kami. Tuhan ingin kami saling mencinta seperti yang Dia ajarkan kepada setiap umat di setiap agama.
Kami lupa... bahwa hangat badan kami saat berpelukan pun sama walau agama kami berbeda.
JAM 11.20 SIANG, GRAMEDIA DEPOK...
Miniatur jakarta, ini mungkin cocok untuk depok, paling nggak untuk macetnya. Ada rasa takut, senang, dan deg-degan.
Bella...
Inget namanya aja udah bikin gugup waktu itu. Setelah parkir, gw langsung cek HP dan ada 2 miscall + 1 sms.
Aku di lantai 2 ya. Kalo udah sampe langsung aja keatas.
Nggak lupa untuk ke toilet dulu, memastikan semua udah perfect. Gua segera menuju lantai 2 dengan sedikit berjalan cepat.
Ujung sepatu nggak bisa berhenti untuk bergerak ngetuk2 tangga ekskalator. Setelah sampai diujung tangga, mata langsung membidik, jalan pelan lewatin tiap rak buku sambil ngelirik sela-sela rak. Barangkali disitu ada yang namanya bella.
"Ferry..."
Refleks gua nengok ke arah datangnya suara. Gua diam beberapa saat seperti men-scanning perempuan dengan rambut hitam se-pundak, tinggi -+ 160cm, kulit putih kecoklatan khas orang Indonesia. Dan yang pasti dengan senyum yang masih sama luar biasa, senyum yang cuma dengan liat aja udah bikin saya hahaha.
Gua peluk dia, rasa kangen setelah -+5 tahun ga ketemu.
"Apa kabarnya, bell?" Sambil lepas pelukan
"Baik, kamu gimana?" Jawab bella
"Aku baik juga..."
"Oiya sebentar ya, aku bayar bukunya dulu. Kita ngobrol di dunkin aja ya?"
"Kalo gitu aku duluan ya cari tempat..."
DUNKIN DONUTS - 11.50
"Aku rencana mau nikah akhir tahun ini..."
Satu kalimat yang keluar saat dia baru sampai dan duduk tepat di depan gua. Seolah bella nggak mau buat gua berfikir kalau masih ada harapan buat dia dan gua.
"Serius?" Tanya gw singkat
"Iya, 2 bulan lagi aku laraman." Jawab bella
Nggak ada satu kata pun yang gw ucapin saat itu. Pikiran gua melayang kemana-kemana, berusaha merangkai ulang puzzle-puzzle rencana yang seketika berantakan.
"Aku mau kamu tau dan aku mau kamu dateng sebagai bestfriend aku..."
Gua tatap mata dia beberapa detik.
"Kenapa aku?" Tanya gua dengan suara pelan
"Ya walaupun kita kenal baru 1 tahunan. Aku ngerasa itu bener-bener best moment buat aku. Aku mau kamu ada di hari bahagua aku..." jelas bella
"Kalo menurut kamu itu best moment di hidup kamu, kenapa kita ga ulang itu?"
Entah apa yang ada di kepala gua waktu itu. Menyedihkan, memohon kepada seseorang yang sudah bahagia dengan orang lain. Dan kebodohan itu gua lanjutkan.
"Kita bisa mulai lagi, bell..."
"Ferry, kita nggak bisa bareng. Kamu tau kan kenapa? Aku bahagia sama kamu, aku sayang sama kamu. Tapi aku harus milih, kamu atau keluarga aku?" Jelas bella.
Sekali lagi, gua diem ga ngomong apapun. Sekali pandangan gw nunduk ke arah meja, sekali melirik kearah bella. Muka bella mengisyaratkan meminta jawaban.
"Kamu jangan gini. Aku kesini nggak untuk jadi begini." Kata bella dengan nada kesal.
"Aku minta maaf ya, mungkin aku yang terlalu ber-ekspetasi terlalu jauh. Aku cuma kangen sama kamu, terakhir kamu pergi, kamu nggak bilang mau kemana. Tau-tau ilang dan sekarang kamu dateng lagi ke aku. Tapi untuk bilang kalo kamu mau pergi, bener-bener pergi. Aku nggak tau, aku harus seneng atau nggak dengernya..."
Kita berdua ketemu di salah satu mata kuliah. Kebetulan harus tugas berkelompok, gua dan bella sama-sama nggak masuk di hari pembagian kelompok. Sampai akhirnya kita berkelompok cuma berdua.
Inilah yang selalu gua sebut takdir. Siapa sangka gua akan ketemu bella yang senyumnya aja udah bikin gua sayang sama dia. Ditambah kita berkelompok cuma berdua, yang buat kita punya banyak waktu untuk saling kenal, saling sayang, dan saling menghangatkan satu sama lain.
Bella si anak Tuhan Yesus, aku hamba Allah. Bahagia dan bersyukur bisa sayang sama kamu.
Kalau awal kita ketemu adalah sekarang, aku akan dengan sangat yakin untuk pegang erat kamu, nggak akan ada keraguan atas dasar apapun. Karna sekarang aku sudah tau, walaupun terlambat. Kamu adalah wanita ahli kitab yang baik dan menjaga kehormatan. Yang paling penting, kamu mengakui Tuhan-ku.
0 comments:
Post a Comment
Makasih buat yang mau komentar...
Tapi biar enak baca dan bales komentarnya tolong sertain...
1. Nama, jadi jangan dikosongin biar lebih mudah manggilnya..
2. Komentar yang baik dan sopan
3. Kalo bisa abis komentar terus di share juga ya ke facebook atau twitter hahaha...
Sekali lagi makasih buat yang udah mau komentar...