Home » » Tuhan, Aku, Dia, dan Ayahnya

Tuhan, Aku, Dia, dan Ayahnya

Malam tadi, tepat dispertiga malam. Aku berada satu ruangan dengan Tuhan, ruangan itu biasa. Tidak mewah, diruangan 3x4 kujamu Tuhan bersila beralaskan tikar.

Kali ini, aku mau berdiskusi tentang mahalnya sebuah hati, ya hati, hati manusia.

Kurasa Tuhan agak terlambat malam tadi, mungkin karna aku bangun terlambat jadi dia melewatkanku dulu. Atau mungkin Tuhan sedikit tersinggung, karna di setiap doa ku lebih banyak kusebut namamu dibanding Nama-Nya.

Tapi kuyakin itu hanya pikirku...

Setelah 12 rakaat, aku duduk dan mulai berdoa tentang seluruh hidupku, aku pernah berfikir apa Tuhan akan mengerti doaku yang kuucapkan dengan sangat cepat?

Apalagi doa itu sebagian besar tentang kamu. Aku takut dia melewatkan doaku untukmu.

Beberapa saat, kurasakan Dia hadir tepat didepanku. Mungkin bersila sekitar 20 CM di depanku, aku tau, dia hangat.

Di tengah doa aku bertanya,

Tuhan apa aku boleh bertanya?
Kenapa hati ayahnya lebih mahal dari hati anaknya?
Bahkan kutau hatimu tidak semahal itu.
Tolong Tuhan, bicarakan lagi tentang izin meminangnya, aku takut, dia jadi perawan tua.

Aku yakin seharian ini Tuhan sedang mengatur strategi untuk membantuku bicara pada ayahnya, aku yakin.

Akan kutanya nanti pagi, aku janji tidak akan terlambat lagi...

0 comments:

Post a Comment

Makasih buat yang mau komentar...
Tapi biar enak baca dan bales komentarnya tolong sertain...

1. Nama, jadi jangan dikosongin biar lebih mudah manggilnya..
2. Komentar yang baik dan sopan
3. Kalo bisa abis komentar terus di share juga ya ke facebook atau twitter hahaha...

Sekali lagi makasih buat yang udah mau komentar...

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS