Introvert Is Me

Introvert...

Itu satu kata yang bisa mewakili diri gua. Gua ini bukan tipe orang yang suka keluar rumah dan kumpul sama banyak orang. Tapi bukan berarti gua nggak suka keluar rumah dan kumpul sama orang lain. Gua akan keluar rumah untuk alasan yang jelas dan gua juga lebih suka kumpul sama orang lain yang menurut gua, orang itu bisa buat gua nyaman di luar sana.

Waktu SMA bisa aja gua gabung sama kelompok anak-anak yang bisa dibilang “kurang ajar”. Karena gua berpontensi jadi begundal. Tapi jujur, gua nggak nyaman dengan aktifitas dari kelompok seperti itu. akhirnya gua buat sebuah kelompok sendiri.

Dan ada beberapa orang yang bilang kalo kelompok yang gua buat itu adalah kelompok terbuang. So what?

Dengan kelompok beranggotakan murid-murid yang tidak terkenal dan tidak ada sejarah “kurang ajar” gua berhasil ngebuat sebuah eksistensi tersendiri. Dibilang kurang ajar, gua sama kelompok gua ini anak baik-baik di sekolah (mungkin cuma gua sama satu temen gua yang sedikit mencolok) tapi kalo dibilang anak baik-baik juga nggak karena gua sering cabut-cabutan, ngelakuin hal yang kurang ajar, dan berhasil bikin guru olahraga keluar dari sekolah karena gua acungin jari tengah (sebenernya kesalahpahaman sih).

Sampai di bangku kuliah, gua ini mahasiswa yang nggak suka berbasa-basi sama orang lain. Awalnya gua sempet ikut kelompok yang berpontensi “kurang ajar” sampe beberapa semester awal. Dan akhirnya gua kurang begitu ngerasa nyaman dan ketemu satu kelompok di lantai 4 tepatnya di mushola lantai 4 yang berisi anak baik-baik.

Di lantai 4 itu pun gua Cuma bener-bener nyaman sama beberapa orang aja dan sekarang gua sama mereka masih suka kumpul walaupun udah pada lulus kuliah (gua belum lulus, entah bakal lulus apa nggak :D).

Kalo gua jalan di lorong kampus, gua paling anti nengok kanan-kiri. Kenapa? Karena gua nggak nyaman sama keadaan rame dengan orang-orang asing yang gua nggak kenal. Gua nggak akan pernah “say halo” sama orang asing walaupun orang itu pernah gua tanya di kelas.

Dibanding sok kenal dan open convertation sama orang lain. Gua akan lebih milih duduk manis di tempat sepi sambil nunggu dosen dateng. Bahkan gua lebih suka mengerjakan tugas kelompok menjadi tugas individu dibanding gua harus bertukar pikiran sama orang lain.

Mungkin orang lain yang belum kenal gua akan ngira kalo gua ini sombong, aneh, anti-sosial, freak atau apapun. Mereka nggak tau gua akan jadi orang yang murah senyum, cerewet, melucu sana-sini saat mereka sudah gua anggap “teman” yang bisa bikin gua nyaman “menunjukan siapa gua”.

Gua nulis ini karena akhir-akhir ini orang lain berfikir gua ini punya pemikiran yang aneh dan terlalu imajinatif.

Gua bukan orang yang berfikir kalo pendapat/pemikiran dari orang banyak adalah jalan yang terbaik. Kalau saat itu gua punya pemikiran/pendapat yang menurut gua terbaik buat gua. Gua akan tolak mentah-mentah semua pendapat dari orang lain.

Karena itulah banyak orang berfikir kalo gua ini aneh. Karena gua mengambil keputusan yang nggak banyak diambil orang lain.

Gua ini sekarang udah buat sebuah jalan yang menuju semua mimpi-mimpi gua. Orang lain hanya belum ada di jalan yang gua buat jadi mereka nggak ngerti bagaimana indahnya mimpi-mimpi gua.

Hanya karna gua nggak suka basa-basi bukan berarti gua nggak peduli sama kalian. Kalian hanya belum berdiri di tengah jalan yang gua buat.